Sejarah dan Perkembangan Game Online di Dunia
Game online telah berevolusi pesat sejak kemunculannya beberapa dekade lalu. Artikel ini membahas sejarah global game online, mulai dari akar awal (seperti MUD dan LAN gaming), perkembangan teknis dan sosialnya, hingga era modern dengan internet broadband, cloud gaming, dan eSports. Juga dibahas game online pertama di dunia, serta daftar game online terpopuler saat ini di tiga genre utama: MOBA, RPG, dan FPS.
Sejarah Perkembangan Game Online Global
Era 1970-an – Awal Mula: Cikal bakal game online muncul di awal 1970-an. Salah satu contoh pertama adalah Maze War (1973), game tembak-menembak berperspektif orang pertama dalam labirin yang dapat dimainkan beberapa orang melalui jaringan komputer ARPANET (pendahulu internet). Maze War memperkenalkan konsep pemain online dengan avatar (digambarkan sebagai bola mata) yang saling berkejaran dalam maze, menjadi pionir game multiplayer berbasis jaringan. Pada 1978, lahir MUD1 (Multi-User Dungeon), game petualangan berbasis teks yang dikembangkan oleh Roy Trubshaw dan Richard Bartle di Universitas Essex, Inggris. MUD1 memungkinkan banyak pemain terkoneksi via ARPANET untuk berinteraksi dalam dunia fantasi yang sama – momen ini sering dianggap sebagai kelahiran game online modern. Meskipun hanya berteks, MUD membuka jalan bagi genre MMORPG dan menunjukkan bahwa pemain dapat berpetualang bersama dalam dunia virtual yang persisten.
Era 1980-an – Jaringan Lokal dan Komersialisasi: Memasuki 1980-an, game online mulai merambah jaringan yang lebih luas. Beberapa MUD dikomersialkan pada layanan bulletin board atau jaringan tertutup. Teknologi LAN (Local Area Network) juga berkembang, memungkinkan LAN gaming di mana beberapa komputer terhubung lokal. Contohnya, game seperti Doom (1993) dari id Software memperkenalkan mode multiplayer deathmatch hingga 4 pemain melalui LAN. Meskipun Doom awalnya dimainkan di jaringan lokal, ini menandai lahirnya budaya LAN party dan menunjukkan antusiasme bermain bersama. Pada akhir 80-an, muncul pula layanan online khusus game: The Sierra Network diluncurkan tahun 1989 (komersial penuh tahun 1991) sebagai layanan berlangganan pertama yang didedikasikan untuk gaming online. Layanan ini menawarkan avatar kustom dan berbagai game bagi pengguna dengan biaya bulanan, menjadi pendahulu komunitas game online modern.
Era 1990-an – Internet dan MMORPG Awal: Pertengahan 1990-an, koneksi internet mulai meluas secara global, mengubah lanskap game multiplayer. Game mulai memanfaatkan layanan online untuk matchmaking, chat, dan membangun komunitas pemain. Genre game online pun kian beragam dan kompleks. Contohnya, id Software merilis Quake (1996) beserta pembaruan QuakeWorld yang memperkenalkan teknik client-side prediction untuk mengurangi lag, dukungan server dedicated hingga 32 pemain, serta kemudahan bergabung/keluar sesi game. QuakeWorld memopulerkan FPS online dan memicu lahirnya mod, skin, dan konten buatan komunitas yang berkembang pesat. Sementara itu, genre MMORPG mulai bangkit dengan hadirnya Neverwinter Nights (1991, di AOL) dan meroket lewat Ultima Online (1997) dan EverQuest (1999). Ultima Online menetapkan banyak standar MMORPG – dunia virtual luas, ribuan pemain dalam satu server, sistem ekonomi dan guild – bahkan mencatat rekor jumlah pemain concurrent terbesar di masanya. Perkembangan ini menandai bahwa game online beralih dari teks sederhana ke dunia grafis 2D/3D yang imersif tempat ribuan pemain bisa bermain bersama secara real-time.
Era 2000-an – Broadband dan Konsolidasi: Masuk era 2000-an, adopsi broadband (internet berkecepatan tinggi) secara luas mendorong game online ke arus utama. Koneksi yang lebih cepat dan stabil memungkinkan sesi game dengan latensi lebih rendah dan unduhan konten yang besar. Tahun 2004, World of Warcraft (WoW) diluncurkan dan menjadi fenomena global. Sebagai MMORPG dengan dunia 3D masif, WoW mencapai jutaan pelanggan berbayar, mengokohkan genre MMORPG di pusat industri game. Konsol game juga mulai merangkul online: layanan seperti Xbox Live (2002) memperkenalkan pengalaman bermain daring di konsol, sementara game FPS seperti Halo 2 (2004) mempopulerkan kompetisi online lintas negara di platform konsol. Di sisi lain, game strategi dan shooter di PC berkembang lewat platform matchmaking terpusat – misalnya StarCraft (1998) dan Warcraft III (2002) lewat Battle.net Blizzard – membangun komunitas esports awal. Pada era ini, aspek sosial game online semakin nyata: pemain membentuk guild, clan, forum diskusi, hingga ekonomi virtual (contohnya transaksi item di Diablo II atau penjualan karakter di eBay). Game online telah menjadi fenomena budaya dengan jutaan pemain aktif di seluruh dunia.
Era 2010-an – eSports dan Game Sosial: Dekade 2010-an ditandai ledakan eSports dan meluasnya game online ke perangkat mobile. Genre Multiplayer Online Battle Arena (MOBA) seperti League of Legends (2009) dan Dota 2 (2013) merajai PC dengan puluhan juta pemain aktif. Turnamen eSports skala besar mulai rutin digelar di stadion dengan siaran streaming ke seluruh dunia. Puncaknya, turnamen Dota 2 The International 2021 mencapai total hadiah ~US$40 juta (terbesar dalam sejarah eSports). Sementara kejuaraan dunia League of Legends 2021 mencatat puncak penonton ~73,8 juta secara bersamaan secara global – menunjukkan daya tarik eSports sebagai tontonan massal. Di ranah sosial, streaming gameplay di Twitch/YouTube menjadi tren, melahirkan komunitas penonton dan figur influencer game. Mobile gaming juga melejit: game seperti Mobile Legends: Bang Bang (2016) dan PUBG Mobile (2018) membawa pengalaman game online ke jutaan pengguna smartphone, khususnya di Asia. Banyak game mengadopsi model free-to-play dengan pembelian dalam game, menjangkau audiens yang lebih luas. Aspek interaksi sosial diperkuat lewat fitur obrolan suara, sistem pertemanan lintas platform, dan media sosial yang terintegrasi dengan game.
Era 2020-an – Cloud Gaming dan Lintas Platform: Memasuki 2020-an, tren baru bermunculan. Cross-platform play makin umum – pemain di PC, konsol, dan mobile dapat bermain bersama dalam judul yang sama. Contohnya, Fortnite dan Minecraft mendukung lintas platform secara luas. Teknologi cloud gaming juga mulai berkembang, di mana pemain dapat melakukan streaming game dari server jarak jauh tanpa perlu perangkat berperforma tinggi. Layanan seperti Google Stadia (ditutup 2023), NVIDIA GeForce Now, dan Xbox Cloud Gaming menjajaki model ini. Meskipun infrastruktur dan latensi masih jadi tantangan, cloud gaming dipandang sebagai bagian masa depan game online. Virtual Reality (VR) turut meramaikan, membawa pengalaman imersif baru dalam game online, meski basis pemainnya masih niche. Di sisi lain, eSports semakin terstruktur dengan liga waralaba (franchise league) untuk game seperti Overwatch dan Call of Duty, serta keterlibatan sponsor dan media arus utama. Singkatnya, game online kini telah menjadi bentuk hiburan mainstream, lengkap dengan ekosistem industri, budaya pop tersendiri, dan komunitas global yang dinamis. Perkembangannya yang pesat dari sekadar teks di terminal hingga dunia virtual real-time menunjukkan bagaimana kemajuan teknologi dan internet telah merevolusi cara manusia bermain dan berinteraksi.
Game Online Pertama di Dunia
Maze War sering disebut sebagai game online pertama di dunia. Dikembangkan sekitar tahun 1973 oleh sekumpulan pelajar magang di NASA Ames Research Center (Steve Colley, Greg Thompson, dkk), Maze War awalnya berjalan di komputer Imlac PDS-1. Game ini berupa labirin 3D sederhana di mana pemain – direpresentasikan sebagai ikon berbentuk bola mata – saling berburu satu sama lain. Pada 1974, Maze War dibawa ke MIT dan dikembangkan lebih lanjut hingga mendukung 8 pemain via jaringan ARPANET, lengkap dengan sistem skor dan editor level. Ini menjadikannya game multipemain real-time pertama yang berjalan di jaringan komputer luas, jauh sebelum istilah “game online” digunakan. Maze War begitu populer di kalangan akademisi sampai-sampai kabarnya sempat dilarang sementara di ARPANET karena dianggap mengganggu produktivitas.
Cara bermain Maze War sangat inovatif untuk masanya. Pemain melihat dunia game dari perspektif orang pertama dan menavigasi koridor labirin, mencoba menembak lawan sembari menghindari tembakan. Meskipun grafisnya sangat sederhana berupa garis vektor, konsep gameplay kompetitif secara networked ini adalah terobosan besar. Maze War memperkenalkan banyak konsep dasar yang menjadi fondasi game online: avatar pemain, arena virtual, pertarungan real-time, dan koneksi client–client melalui protokol jaringan.
Pengaruh Maze War terhadap industri sangatlah signifikan. Ia membuka jalan bagi lahirnya genre first-person shooter (FPS) multiplayer – Maze War bahkan disebut sebagai FPS pertama di dunia. Konsep bermain melalui jaringan yang diperkenalkan Maze War membuktikan bahwa game bisa melibatkan banyak orang di lokasi berbeda, bukan hanya secara lokal. Hal ini menginspirasi pengembangan game multiplayer selanjutnya. Tak lama setelah Maze War, muncul MUD1 (1978) yang membawa konsep dunia virtual multi-pemain berbasis teks, lalu game-game seperti Spasim (1974) dan Avatar (1979) di PLATO system, serta berbagai proyek eksperimental lain. Semua pionir ini berutang pada Maze War sebagai pelopor.
Secara langsung, Maze War memang bukan hit komersial (ia terbatas di lingkungan riset), namun warisannya tampak jelas. Desainer game jaringan generasi berikutnya mengambil pelajaran dari Maze War dalam hal desain protokol multiplayer. Bahkan, tiga dekade kemudian, banyak prinsip Maze War masih relevan – misalnya konsep client/server dalam FPS modern dan representasi pemain sebagai avatar. Oleh karena itu, Maze War dikenang sebagai “game online pertama” yang menandai dimulainya era baru: era bermain game lewat internet. Tanpa Maze War, mungkin perkembangan game online tidak akan secepat dan searah sekarang.
Game Online Terbaik dan Terpopuler Saat Ini (2024/2025)
Di era modern, ribuan game online tersedia di berbagai platform. Namun, terdapat beberapa judul yang menonjol secara jumlah pemain aktif dan pengaruh global. Berikut ini adalah game online paling populer saat ini dalam tiga genre utama – MOBA, RPG, dan FPS – lengkap dengan jumlah pemain dan alasan kepopulerannya.
MOBA (Multiplayer Online Battle Arena)
League of Legends (Riot Games, 2009) – League of Legends (LoL) adalah MOBA paling populer di dunia. Game 5v5 ini menampilkan persaingan dua tim di arena untuk menghancurkan basis lawan. LoL sukses menarik komunitas global berkat gameplay kompetitif yang terus berkembang dan ekosistem eSports yang masif. Per 2024, LoL memiliki rata-rata sekitar 130 juta pemain aktif bulanan di seluruh dunia. Puncaknya, pada Januari 2025 tercatat lebih dari 135 juta pemain dalam sebulan dengan sekitar 36 juta pemain harian. Popularitas LoL didorong oleh dukungan update konten rutin, model free-to-play yang ramah, serta turnamen internasional bergengsi seperti World Championship yang setiap tahun ditonton puluhan juta orang. Nama-nama atlet eSports LoL (misalnya Faker dari Korea) menjadi ikon yang dikenal luas, turut mengangkat profil game ini di mata publik. Dengan komunitas aktif di berbagai negara dan liga profesional di beberapa kawasan, LoL memiliki pengaruh global yang sangat kuat di genre MOBA.
Dota 2 (Valve, 2013) – Dota 2 merupakan penerus dari mod Defense of the Ancients dan menjadi salah satu MOBA tersukses di platform PC. Game ini dikenal dengan gameplay yang kompleks dan mendalam, menuntut kerja sama tim dan keahlian tinggi. Meskipun basis pemain Dota 2 lebih kecil dibanding LoL, jumlahnya tetap impresif – Dota 2 rutin masuk jajaran teratas di Steam dengan ratusan ribu pemain bersamaan setiap hari. Rekor concurrent players Dota 2 di Steam menembus 1,29 juta pemain bersamaan pada puncaknya. Secara bulanan, diperkirakan Dota 2 dimainkan oleh beberapa juta pemain unik. Daya tarik utama Dota 2 adalah komunitas kompetitifnya yang loyal dan esports scene yang spektakuler. Turnamen tahunannya, The International, memecahkan rekor industri dengan hadiah mencapai US$40 juta pada 2021 – terbesar dalam sejarah eSports. Hal ini menjadikan Dota 2 sangat berpengaruh, karena mendorong standar baru dalam hal hadiah dan profesionalisme kompetisi game. Selain itu, Dota 2 didukung oleh modding community dan workshop kreatif, serta terus menerima hero dan keseimbangan baru dari Valve, memastikan game tetap segar bagi veteran maupun pendatang baru.
Mobile Legends: Bang Bang (Moonton, 2016) – Mobile Legends (MLBB) adalah MOBA mobile yang sangat populer, terutama di Asia Tenggara. Game 5v5 ini dirancang agar cocok dimainkan di ponsel dengan kontrol sederhana dan durasi pertandingan sekitar 15 menit. Berkat aksesibilitasnya, MLBB berhasil menjangkau demografi gamer casual yang sangat luas, termasuk di Indonesia. Menurut data resmi Moonton, MLBB telah diunduh lebih dari 1,4 miliar kali dan memiliki lebih dari 110 juta pemain aktif bulanan secara global. Angka ini menempatkannya di jajaran teratas game mobile dunia. Alasan kepopuleran MLBB antara lain: spesifikasi yang ramah perangkat (dapat berjalan di ponsel kelas menengah ke bawah), pool hero yang terus bertambah dan banyak diantaranya akulturasi dengan budaya lokal, serta ekosistem esports mobile yang berkembang pesat. MLBB memiliki liga profesional di berbagai negara (seperti MPL Indonesia, Filipina) dan turnamen internasional M-Series. Pada 2023-2024, MLBB menjadi salah satu judul esports mobile paling banyak ditonton, dengan puncak viewers menembus jutaan. Pengaruh global MLBB mulai meluas seiring ekspansi ke wilayah baru (game ini rilis di Tiongkok pada 2023, menambah basis pemain signifikan). Dengan mengadaptasi formula MOBA untuk mobile dan komunitas fanatik di Asia, Mobile Legends membuktikan bahwa platform mobile kini memiliki game kompetitif berkualitas yang mampu bersaing popularitasnya dengan game PC.
RPG (Role-Playing Game) Online
World of Warcraft (Blizzard, 2004) – World of Warcraft (WoW) adalah MMORPG yang legendaris dan tetap menjadi salah satu RPG online terpopuler hingga kini. Sebagai pionir MMORPG modern berstruktur quest, dungeon raid, dan dunia open-world masif, WoW memikat jutaan pemain sejak diluncurkan. Meskipun usia game ini sudah lebih dari 19 tahun, ekspansi rutin dan update konten membuat komunitasnya terus hidup. Menjelang ekspansi Dragonflight (2022), WoW dilaporkan memiliki sekitar 7,25 juta pemain aktif. Walau angka ini turun dari puncak kejayaannya (WoW pernah mencapai 12 juta pelanggan sekitar 2010), ia masih sangat besar untuk standar MMORPG berbayar. WoW populer karena kualitas dunia game yang kaya lore Warcraft, konten PvE mendalam (raid raid epik 40 orang, misalnya), dan PvP yang kompetitif. Faktor sosial seperti guild, event komunitas, hingga nostalgia juga membuat pemain bertahan. WoW berpengaruh besar secara global: ia memperkenalkan MMORPG ke arus utama, mempopulerkan istilah “leeroy jenkins” dan meme budaya gamer, serta menginspirasi banyak MMORPG lain. Dengan jutaan pemain dari berbagai benua (didukung server regional di Amerika, Eropa, Asia), WoW membentuk salah satu komunitas game online paling beragam lintas budaya. Bahkan setelah hampir dua dekade, WoW terus menjadi barometer kesuksesan untuk genre RPG online.
Final Fantasy XIV (Square Enix, 2013) – Final Fantasy XIV (FFXIV) telah menjelma dari start yang sulit menjadi salah satu MMORPG terbesar di dunia. Diluncurkan ulang sebagai A Realm Reborn pada 2013, FFXIV kini menuai pujian karena alur cerita yang kuat, dunia Eorzea yang indah, dan komunitas pemain yang ramah. Game ini berhasil menarik baik fans Final Fantasy maupun pecinta MMORPG. Pada pertengahan 2023, Square Enix mengumumkan FFXIV telah mencapai 30 juta pemain terdaftar secara global. Meskipun tidak semua adalah pemain aktif bersamaan, angka tersebut menunjukkan jangkauan luas game ini. Diperkirakan FFXIV memiliki beberapa juta pemain aktif bulanan, dan seringkali servernya penuh saat rilis ekspansi baru. Popularitas FFXIV didorong narasi epic yang terus berlanjut tiap ekspansi (cerita FFXIV dipuji sebagai salah satu yang terbaik di genre-nya), kualitas update konten yang konsisten, serta komunitas yang sangat kreatif (dari penyelenggaraan konser in-game hingga event role-play). Selain itu, model bisnis hybrid (berlangganan dengan free trial luas hingga level 60) membantu menjaring pemain baru. Pengaruh global FFXIV tampak dari penetrasinya di pasar Barat dan Timur – game ini laris di Jepang, Amerika Utara, dan Eropa, menjadikannya MMORPG truly global. FFXIV juga memenangkan sejumlah penghargaan dan sering diperbincangkan di media arus utama, menandakan keberhasilannya mengangkat kembali reputasi genre MMORPG pasca era dominasi WoW.
Genshin Impact (HoYoverse, 2020) – Genshin Impact merupakan action RPG online dengan model free-to-play yang fenomenal secara global. Berbeda dari MMORPG tradisional, Genshin berfokus pada petualangan dunia terbuka single-player yang dapat dimainkan kooperatif online dalam kelompok kecil. Sejak rilis, Genshin Impact langsung meledak berkat grafis anime memukau, mekanisme combat dan eksplorasi yang solid, serta model gacha untuk mendapatkan karakter yang membuat pemain terus terlibat. Hanya dalam 2 tahun pertama, Genshin menjadi salah satu game dengan pendapatan tertinggi di dunia. Dari sisi basis pemain, per 2025 Genshin Impact dilaporkan memiliki sekitar 65 juta pemain aktif bulanan dan sekitar 10 juta pemain harian. Ini angka gabungan dari semua platform (mobile, PC, konsol) dan menempatkan Genshin di antara game terpopuler secara umum, bukan hanya di genre RPG. Alasan kepopulerannya antara lain: cross-platform play di PC/mobile/PS4/PS5 yang memudahkan akses, kualitas konten naratif yang setara game RPG single-player konsol, update region/map besar secara berkala, dan tentu saja daya tarik mengoleksi karakter-karakter unik yang didukung promosi masif. Genshin Impact juga berhasil menembus pasar global – sangat populer di Tiongkok, Jepang, Amerika Utara, Eropa, hingga Asia Tenggara. Budaya fandom Genshin melahirkan beragam karya fanart, cosplay, dan komunitas diskusi aktif, menandakan pengaruhnya dalam ranah pop culture game. Dengan revenue ratusan juta dolar per bulan dan pemain di hampir setiap negara, Genshin Impact telah membuktikan kekuatan baru genre RPG online bergaya open-world gacha di kancah global, melengkapi dominasi MMORPG tradisional.
FPS (First-Person Shooter) Online
Counter-Strike: Global Offensive / Counter-Strike 2 (Valve, 2012/2023) – Counter-Strike adalah raja tak terbantahkan di genre FPS kompetitif daring. Dilahirkan dari mod Half-Life tahun 1999, seri Counter-Strike tumbuh menjadi standar emas game tembak-menembak tim 5v5. Versi modernnya, Counter-Strike: Global Offensive (CS:GO), dirilis 2012 dan pada 2023 resmi bertransisi menjadi Counter-Strike 2 dengan upgrade mesin grafis. Gim ini mempertahankan inti gameplay – teroris vs counter-teroris dalam ronde bomb mission atau hostage rescue – yang sederhana namun sangat skill-based. Popularitas CS:GO luar biasa konsisten; di Steam, game ini memecahkan rekor dengan lebih dari 1,8 juta pemain bersamaan pada tahun 2023, tertinggi sepanjang masa untuk genre FPS di platform tersebut. Setiap hari, ratusan ribu pemain aktif bertanding, menjadikannya game teratas di Steam Charts. Alasan CS bertahan begitu kuat adalah easy to learn, hard to master – mekanik menembaknya fair dan kompetitif, map-map klasik dikenali semua orang, dan ekosistem turnamennya mendunia. CS:GO Majors (turnamen resmi Valve) rutin diadakan dengan hadiah jutaan dolar dan penonton online ratusan ribu. Tim-tim esports CS (seperti NAVI, Astralis) terkenal di komunitas game. Selain itu, sistem matchmaking dan peringkat yang terintegrasi, plus dukungan mod komunitas (map kustom, mode permainan baru) membuat pemain betah. Counter-Strike telah menjadi tolok ukur FPS kompetitif; bahkan setelah lebih dari 20 tahun, pengaruhnya global – dari kafe internet di Asia Tenggara hingga arena esports Eropa, semua mengenal Counter-Strike sebagai ajang adu skill FPS paling prestisius.
Valorant (Riot Games, 2020) – Valorant adalah pendatang baru yang cepat melejit menjadi salah satu FPS online terbesar. Dikembangkan oleh Riot (pembuat LoL), Valorant mengambil formula CS 5v5 bomb mission dan memadukannya dengan karakter “agent” yang memiliki kemampuan unik (mirip game hero shooter). Hasilnya adalah gameplay taktis berbasis senjata dengan bumbu skill fantasy, menarik baik penggemar CS maupun Overwatch. Dalam waktu singkat, Valorant membangun basis pemain yang masif di PC. Pada Oktober 2024, Riot mengumumkan Valorant telah mencapai 35 juta pemain aktif bulanan global. Setiap harinya, ratusan ribu pemain login; bahkan game ini merambah console (dirilis di PS5/Xbox Series pada 2024) untuk memperluas jangkauan. Popularitas Valorant didorong beberapa faktor: kualitas gameplay dan netcode mumpuni (dibangun dengan belajar dari kelebihan CS:GO), dukungan penuh Riot terhadap esports (liga Valorant Champions Tour di berbagai region, hingga kejuaraan dunia Valorant Champions), dan daya tarik karakter-karakter agen yang beragam kebangsaan/latar belakang sehingga memikat fans secara lore. Valorant juga free-to-play, sehingga menurunkan hambatan adopsi. Secara pengaruh, Valorant berhasil mengusik dominasi CS di ranah FPS kompetitif – di beberapa negara, gim ini bahkan melampaui CS:GO dalam hal partisipasi pemain muda. Dengan penonton turnamen yang terus bertumbuh dan Riot terus menyuntik fitur baru (mode, peta, agent), Valorant diproyeksikan kian mengukuhkan diri sebagai salah satu FPS paling signifikan secara global di tahun-tahun mendatang.
Call of Duty: Warzone (Activision, 2020) – Warzone mewakili subgenre battle royale dalam FPS online dan merupakan salah satu judul paling populer di dunia beberapa tahun belakangan. Sebagai mode standalone gratis dari franchise Call of Duty, Warzone mengadu 100+ pemain dalam satu peta luas (Verdansk, dll.) untuk bertempur hingga tersisa satu yang bertahan hidup. Kombinasi mekanik FPS khas CoD yang solid dengan skala battle royale masif membuat Warzone langsung hits. Hanya setahun setelah rilis, Warzone menembus 100 juta pemain terdaftar pada April 2021. Angka itu sebanding dengan pencapaian kompetitornya (Apex Legends mencapai 100 juta di periode sama). Warzone populer karena menawarkan aksi shooter berkualitas AAA secara gratis, lengkap dengan progresi senjata dan operator seperti game CoD premium. Update konten rutin, seperti perubahan map dan event kolaborasi (misal event Godzilla vs Kong), menjaga hype pemain. Selain itu, Warzone mendukung cross-play PC dan console, sehingga basis pemain terhubung lintas platform. Secara global, Warzone memiliki komunitas besar di Amerika Utara, Eropa, dan juga wilayah lain berkat nama besar Call of Duty. Versi sekuelnya, Warzone 2.0 (dirilis akhir 2022), melanjutkan kesuksesan ini dengan peningkatan gameplay dan map baru. Pengaruh Warzone terlihat dari bagaimana model free-to-play dengan monetisasi battle pass kini menjadi standar bagi franchise FPS besar. Ia juga turut mematangkan genre battle royale sebagai bagian utama ekosistem esports dan streaming (Warzone sering berada di peringkat atas kategori Twitch). Dengan puluhan juta pemain aktif dan integrasi dengan judul CoD utama, Warzone telah menjadi salah satu pilar FPS online modern yang mendunia.